Fiersa Besari : Garis Waktu
Bukankah hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan. Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika mulas, buang air. Jika salah, betulkan. Jika suka, nyatakan. Jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seseorang mengucap "Aku membutuhkanmu".
Sumber: Garis Waktu
⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳
"Lagi-lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. Sementara realitas? Dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. Oh, tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati prosesnya."
Sumber: Garis Waktu
⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳
"Aku tidak mahir mengejar, tapi aku tahu cara menunggumu. Aku tidak mahir berkata-kata, tapi aku tahu cara mendoakanmu. Aku tidak mahir memberi saran, tapi aku tahu cara mendengarkanmu. Aku tidak mahir melawak, tapi aku tahu cara membuatmu bahagia. Aku tidak mahir memimpin, tapi aku tahu cara menuntunmu. Aku tidak mahir untuk rela mati, tapi aku tahu cara hidup denganmu. Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi-mimpi kita adalah prioritas."
Sumber: Garis Waktu
⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳
"Lambat laun kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaannya."
Sumber: Garis Waktu
⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳
"Biarlah "Apa kabar?" menjadi pengganti "Aku rindu"; "Jaga dirimu baik-baik"menjadi pengganti "Aku sayang kamu"; Tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu' Pundaknya menjadi pengganti pundakku untukmu bersandar. Biarlah gemercik gerimis, carik senja, secangkir teh, dan bait lagu menjadi penggantimu."
Sumber: Garis Waktu
⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳⬳
Komentar
Posting Komentar